Self Acceptance

Menangislah..
Luapkan saja semua,
Menangislah, bahkan jika itu mampu kau lepas dengan meronta-ronta. Tak akan ada yang mengasihimu, tak ada juga yang peduli padamu.
Rasakan betapa sakitnya, betapa pedihnya hatimu. Betapa kau disia-sia, berarti tapi tak dihargai. Kamu hanya berarti namun sudah tak beresensi bukan?
Rasakan, benar-benar rasakan seberapa dalam sakitnya. Bisakah digambarkan dengan kata-kata? Luapkan saja, kemukakan apa yang ada dalam dirimu.
Mental dan emosi buruk itu senantiasa mengiringi harimu bukan? Bisa tidak hidup kita jauh dari kata sedih, trauma, kecewa, marah, kesal, sakit hati dan teman-temannya? bisa? TIDAK
Bahkan ketika kamu menghindari orang-orang yang berpotensi berenergi negatif atau situasi, kondisi dan lingkungan yang tidak mendukung energi positif yang kamu jaga sehari-hari. Semua orang pasti ingin baik-baik saja, bahagia, ceria, riang gembira, semua sejalan dengan apa yang direncanakan, yang diharapkan bukan?
Sayangnya semua tak terprediksikan..

Anda mengagumkan, Anda sudah di tahap dimana Anda telah mengenali perasaan Anda, menyadari keberadaan rasa yang mengisi di sela-sela jiwa Anda, kemudian mempertanyakan kelayakan rasa yang Anda terima tersebut.
Sampai disini, ternayata belum selesai. Anda masih berusaha menolak dengan kembali ke kata Andai, “Andai aku.. pasti tidak begini jadinya”, “Andai tadi tidak begini pasti begitu..” terus saja berdalih, mengelak dan menolak hingga akhirnya Anda jera dan berkata..
“Ya sudahlah, mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur”.
Hebat sekali! Sekali lagi Anda sudah mencapai tahap dimana Anda mampu meLEPAS apa yang seharusnya tidak Anda TAHAN. Sadar atau tidak Anda telah mampu melepas Ransel ego yang mangkring bebas di pundak Anda. Kemudian seolah-olah ada yang berbisik, “Lha Tapi kan…” Yeay Selamat! Anda telah menghadapi musuh terbesar dalam pertempuran ini, yaitu DIRI Anda sendiri..

Selamat Berjuang, Semoga mampu bertahan hingga level-level berikutnya..

Leave a Reply

Your email address will not be published.