Benalu si Pemalu

benalu kini terpisah dari inangnya
menjelajah dan berkelana
benalu terlalu malu
hanya untuk berkata singgah
ia malu mengakui bahwa ia benar tak mampu mandiri
hidup hanya kebergantungan, hanya itu yang ia tahu

“aku mungkin akan mati” kata si benalu dini
“lantas apakah mungkin aku akan senantiasa dibenci karena hidupku ini yang merugi?” keluhnya dalam lirih

“yang benar saja”, ejek ganggang merah yang tak sengaja mendengar ocehan sampahnya.
“memangnya kamu tahu dari mana kalau kamu dibenci?” kali ini terdengar lebih seperti peduli daripada kalimat sapanya di awal tadi.
si benalu kembali tertunduk malu,  bahkan untuk melihat mata ganggang rupawan itupun tak mampu. “kenapa? kenapa kamu hidup dalam asumsimu sendiri begitu?” kalimat itu mampu membuat benalu mendongak kaget. “bukankah…” ia tak menyelesaikan kalimatnya, otaknya masih penuh dengan prasangka-prasangka semu. “sudahlah, memang harus bagaimana lagi dengan hidupmu? kalo kamu tahu kamu butuh tumpangan kenapa tak permisi saja pada yang akan kamu tumpangi?” si ganggang mencoba memberikan solusi sedapatnya. “tapi kan, katanya aku hanya akan merugikan biota lain?” timpal benalu mengutarakan keresahannya. “hidupmu itu terlalu banyak katanya, coba katakan saja apa yang sejujurnya yang ingin kamu katakan bukan lagi-lagi katanya, katanya.. katakan dengan jujur apa kebutuhanmu dan cobalah meminta bantuan akan kebutuhanmu itu, mudah kan?” oceh si ganggang karena merasa gemas melihat muka benalu yang kian murung. “hmm baiklah” benalu mencoba memantapkan hatinya,”lantas kamu siapa?” tanya benalu padanya. si ganggang pun tersenyum dan berkata ” aku juga sepertimu, namaku juga benalu, tapi manusia mengenalku sebagai ganggang yang menurut mereka aku menguntungkan. Aku benalu api” kemudian si benalu menatap temannya tadi berbinar-binar. “wah apa aku juga bisa bermanfaat sepertimu juga benalu api?” tanyanya penuh ingin tahu. “kenapa tidak?” jawab si ganggang dengan senyum tulusnya. kali ini wajah benalu mulai tercerahkan dan kembali melangkah dengan lebih ringan. “baiklah sudah kuputuskan” katanya benalu mantap. “ya” timpal si ganggang rupawan “aku akan tetap menjadi benalu tanpa malu hidup dengan caraku” keduanya saling melempar senyum “baguslah” ucap si ganggang merah menyertai jabatan erat si benalu sebagai tanda keduanya resmi berteman selamanya. dan keduanya menjalani hidup sebagaimana hidup selayaknya masing-masing.

Leave a Reply

Your email address will not be published.