Entah sebutan apa yang tepat, namun sekilas istilah tersebut melintas dalam pikiran saya ketika kosong. ya tentu kekosongan membutuhkan isi agar berpenghuni, terpenuhi, memiliki takaran dan tentu sebagai pemenuhan akan sebuah kehampaan. Sebenarnya bukan tanpa sebab sebuah kekosongan tersebut hadir, atau barangkali memang kosonglah yang mewujudkan kehadiran. entah sepertinya memang keduanya sudah tercipta satu sama lainnya, jadi ketiadaan menciptakaan keadaan, dan keadaan pula yang memusnahkan diri sehingga memunculkan ketiadaaan. jika ada sama dengan tiada lantas apa esensinya?
ya, tentu kita mampu menghadirkan salah satunya atau keduanya bersamaan pada lapisan kosmik dan tentu campur tangan semesta pada ranah kuantum. benar tidaknya mampu Anda gali sendiri dengan beberapa buku kajian ilmiah yang telah banyak beredar. Selain divine matriks yang berkolaborasi dengan divine timing, masing-masing kita memiliki sisi sebagai divine masculine dan divine feminine yang saling melengkapi. Energi Divine Masculine berbicara tentang kekuatan dalam berlogika sebagai kemampuan dalam pengambilan keputusan, mengambil tindakan, melakukan manifestasi yang dibutuhkan, menarik batas, dan melindungi diri (self defense). Sedangkan Energi Divine Feminine berbicara tentang kelembutan sebagai kemampuan menerima dan mengizinkan hal-hal terjadi pada waktunya sebagai bentuk kesabaran (self acceptance), selain itu juga bisa ikut merasakan dan memberi dukungan (self love and respect).
Energi Maskulin yang terdistorsi adalah a.l. bertindak/melakukan segala cara untuk mencapai apa yang diinginkannya tanpa mengenal batas, agresif, tanpa mempertimbangkan batasan orang lain, tanpa melindungi batasan orang lain, ingin menguasai/mengawasi seseorang.
Energi Feminin yang terdistorsi adalah a.l. tidak sabaran, tidak mengizinkan hal-hal berkembang/terwujud secara alami, tidak mampu mengambil tindakan, dan manipulatif (ini dalam kejadian umum sehari-hari misalnya bergosip, berbohong, berkata-kata manis di depan tapi di belakang menjelekkan seseorang).