Self Denial

Self denial secara umum terakit dengan emosi labil yang dialami manusia, emosi tersebut banyak dijumpai sebagai interseksi antara fase dealing dan depresi. Self denial tidak hanya perasaan kalut akan kemelut rasa sebagai efekl dari ketidaksesuaian harapan dan kenyataan. beberapa orang banyak mengalami fase tersebut namun tidak menyadari potensi dari denial itu sendiri. Ciri khas yang mengindikasikan seseorang melakukan self denial adalah adanya kekecewaan atau kondisi dimana ia mencoba menolak atau menyangkal segala hal yang terjadi dengan asumsi-asumsi kebenaran (pembenaran) terhadapa nilai-nilai yang standarnya ia tentukan sendiri. Melihat fenomena tersebut seseorang akan bersikeras mengedepankan ego dan emosi negatif karena serta merta hal-hal yang dialami saat itu sangat memukul bathin dan mentalnya. Hal ini wajar terjadi, dan normalnya sikap mental yang belum matang akan serta merta menelan segala hal mentah-mentah sehingga yang dirasa adalah sakitnya, problemnya, bukan lagi menelusuri sebab akibat dari aksi yang menimbulkan reaksi.

Self Denial jika tidak dikenali lebih dini dan tentu diatasi dengan baik, hanya akan memperpanjang situasi keruh yang menghambat produktivitas manusia. Mengapa saya katakan begitu? Beberapa memang sudah menyadari kondisi tersebut, namun tetap menyangkal kebenaran dan berdalih atau dengan mengelak dengan mengalihkan perhatian dan kegiatan pada hal-hal yang dirasa dapat menghilangkan kemelut tersebut.
Tentu benar, bahwa upaya tersebut efektif untuk mengatasi kondisi ini hanya untuk sementara, tidak selamanya. Lantas masih mau (lari dari masalah dengan) mengalihkan diri pada hal-hal menyenangkan atau menghibur diri jangka pendek?
Lalu bagaimana cara Anda mengatasi apabila terserang kepanikan atau memori tentang kekecewaan Anda datang menghampiri kembali, sebuah kondisi dimana Anda dijatuhkan namun Anda dituntut untuk menghadapi dan menyelesaikan apa yang Anda mulai tersebut?

Baca kembali ulasan pendek saya tentag Self Acceptance (http://nuzulaafianah.web.ugm.ac.id/2020/02/23/self-acceptance/). Pentingnya Anda menyadari keberadaan emosi negatif yang singgah sebagai penguasa diri Anda atas berkenannya sendiri juga mampu menjadi intro (http://nuzulaafianah.web.ugm.ac.id/2020/02/22/self-awareness/) sebelum Anda lanjut pada level yang akan saya ulas selanjutnya.

Next, level lanjutan berikutnya yang merupakan klimak dalam persoalan yang dihadapi adalah self denial. sebenarnya bukan hal memalukan ketika Anda mengalami penolakan alam, penolakan akan segala harapan dan keinginan Anda tentunya. yang memalukan adalah ketika akhirnya Anda memilih untuk menghindari masalah tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.